Tuesday, 17 October 2017

TURUNAN ANTIHISTAMIN BERDASARKAN STRUKTUR



ANTIHISTAMIN

Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin dekarboksilase (lihat gambar 4.1). Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang banyak terdapat di sel-sel parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat. Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Senyawa alergen dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultra violet, cuaca, racun, tripsin dan ezim proteolitik lainnya, detergent, zat warna, obat, makanan dan beberapa turunan amin.


Gambar 1. Pembentukan Histamin oleh L-Histamin


FUNGSI DAN EFEK HISTAMIN

Histamin memegang peranan utama pada proses peradangan dan sistem daya tahan tubuh. Efek histamin bagi tubuh yakni :
·           Kontraksi otot-otot polos bronkus, usus dan rahim;
·           Vasodilatasi semua pembuluh sehingga menurunkan tekanan darah;
·           Memperbesar permeabilitas kapiler, yang berakibat edema dan pengembangan mukosa;
·           Memperkuat sekresi kelenjar ludah, air mata dan asam lambung;
·           Stimulasi ujung-ujung saraf sehingga menyebabkan eritema dan gatal-gatal.
 



MEKANISME KERJA HISTAMIN 
Histamin dapat menimbulkan efek bila beinteraksi dengan reseptor histaminrgik yakni reseptor H1, H2, H3 dan H4. Interaksi histamin dengan reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos usus dan bronki, meningkatkan permeabilitas vascular dan meningkatkan sekresi mucus. Interaksi dengan reseptor H1 juga menyebabkan vasodilatasi arteri sehingga menyebabkan sembab, pruritik, dermatitis dan urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis H1.
     Interaksi histamin dengan reseptor H2 dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan kecepatan kerja jantung. Peningkatan sekresi asam lambung dapat menyebabkan tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis-H2. Reseptor H3 adalah reseptor histamin yang terletak pada ujung saraf jaringan otak dan jaringan perifer yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain dan peradangan. Efek ini diblok oleh antagonis-H3.
Reseptor H4 paling banyak ditemukan pada sel basofil dan sumsum tulang. Reseptor ini juga ditemukan di kelenjar timus, usus halus, limfa dan usus besar. Perannya hingga saat ini belum banyak diketahui. Reseptor ini tampaknya terlibat dalam differensiasi sel hematopetic (myeloblast dan promyelocytes) dan memodulasi fungsi system imun. Antihistamin yang memblok reseptor H1 secara umum mempunyai struktur sebagai berikut :
  Gambar 2. Struktur Umum Antihistamin

Ar                    = gugus aril, termasuk fenil, fenil tersubstitusi dan heteroalkil
Ar’                    = gugus aril kedua
R dan R’           = gugus alkil
X                      = O, turunan aminoalkil eter dengan efek sedasi yang besar
                        = N, turunan etilendiamin, senyawa lebih aktif dan lebih toksik
                        = CH, turunan alkilamin, senyawa kurang aktif dan kurang toksik

a.  Gugus aril yang bersifat lipofil kemungkinan membentuk ikatan hidrofob dengan ikatan reseptor H1. Monosubstitusi gugus yang mempunyai efek induktif (-), seperti Cl atau Br, pada posisi para gugus Ar atau Ar’ akan meningatkan aktivitas, kemungkinan karena dapat memperkuat ikatan hidrofob dengan reseptor. Disubstitusi pada posisi para akan menurunkan aktivitas. Substitusi pada posisi orto atau meta juga menurunkan aktivitas.

b.  Secara umum untuk mencapai aktivitas optimal, atom N pada ujung adalah amin tersier yang pada pH fisiologis bermuatan positif sehingga dapat mengikat reseptor H1 melalui ikatan ion.

c.   Kuartenerisasi dari nitrogen rantai samping tidak selalu menghasilkan senyawa yang kurang efektif.

d.   Rantai alkil antara atom X dan N mempunyai aktifitas antihistamin optimal bila jumlah atom C = 2 dan jarak antara pusat cincin aromatic dan N alifatik = 5 -6 A
e.   Faktor sterik juga mempengaruhi aktifitas antagonis H1
f.   Efek antihistamin akan maksimal jika kedua cincin aromatic pada struktur difenhidramin tidak terletak pada bidang yang sama
 

Secara umum antagonis H1 digunakan dala, bentuk garam-garam HCl, sitrat, fumarat, fosfat, suksinat, tartrat dan maleat untuk meningkatkan kelarutan dalam air. Berdasarkan struktur kimianya antagonis H1 dibagi ke dalam beberapa kelompok diantaranya (1) turunan eter aminoalkil, (2) turunan etilendiamin, (3) turunan alkilamin.


1.   Turunan Eter Amino Alkil (Kolamin)
      Rumus : Ar(Ar-CH2) CH-O-CH2-CH2-N(CH3)2. Hubungan struktur dan aktifitas yaitu :
  •  Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic akan meningkatkan     aktivitas dan menurunkan efek samping.
  • Pemasukan gugus CH3 pada posisi p-cincin aromatic juga dapat meningkatkan aktivitas tetapi pemasukan pada posisi o- akan menghilangkan efek antagonis H1 dan akan meningkatkan aktifitas antikolinergik.
  • Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa pemblok kolinergik.


Contoh senyawa turunan eter amino alkil :  

  1.   Difenhidramin HCl, merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedative dan antikolonergik 

  2.   Dimenhidrinat, adalah garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8-kloroteofilin
  3.  Karbinoksamin maleat, mengandung satu atom C asimetrik yang mengikat 2 cincin aromatik.
  4.   Klemasetin fumarat, merupakan antagonis H1 kuat dengan masa kerja panjang.
  5.  Pipirinhidrinat digunakan terutama untuk pengobatan rhinitis, alergi konjungtivitis dan demam karena alergi.


 Tabel 1. Struktur senyawa turunan eter amino alkil (kolamin)

2.    Turunan Etilendiamin
    Rumus umum ; Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2. Merupakan antagonis H1 dengan keefektifan yang cukup tinggi, meskipun penekan system saraf dan iritasi lambung cukup besar. Hubungan struktur antagonis H1 turunan etilen diamin dijelaskan sebagai berikut :
a. Tripelnamain HCl, mempunyaiefek antihistamin sebanding dengan difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.

b. Antazolin HCl, mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turuan etilendiamin lain.

c. Mebhidrolin nafadisilat, strukturnya mengandung rantai samping amiopropil dalam system heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.

  Tabel 2. Struktur senyawa turunan etilendiamin
3.   Turunan Alkilamin 
    Rumus umum ; Ar (Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2. Merupakan antihistamin dengan indeks terapetik cukup baik dengan efek samping dan toksisitasnya sangat rendah. Hubungan struktur antagonis H1 dengan turunan alkil amin dijelaskan sebagai berikut:

a.    Feniramin maleat, merupakan turunan alkil amin yang mempunyai efek antihistamin H1 terendah.
b.   CTM, merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan kombinasi.
c.      Dimetinden maleat, aktif dalam bentuk isomer levo.
 

Tabel 3. Struktur senyawa turunan alkilamin

DAFTAR PUSTAKA


Cartika, H.  Kimia Farmasi. Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia


DAFTAR PERTANYAAN :
1. Turunan mana yang sering digunakan sebagai agen antihistamin?
2. Apakah histamin berpengaruh terhadap konsumsi protein pada pasien, dikarenakan sintesisnya berasal dari L-histidine? 
3. Apakah L-histidine berasal dari asam amino sintesis di tubuh atau makanan?
4. Bagaimana mekanisme antihistamin menyebabkan sedatif?
5. Apakah untuk pengobatan alergi, penggunaan antihistamin perlu dikombinasikan dengan obat lain?
6. Apakah antihistamin sebaiknya dikonsumsi setelah makan atau sebelum makan? Alasannya?
7. Bagaimana interaksi agen antihistamin dengan makanan?



36 comments:

  1. Jawaban no 7.
    Salah satu contoh interaksi agen antihistamin dengan makanan yaitu alkohol. Karena jika diberikan bersamaan antihistamin dengan alkohol menyebabkan peningkatan efek samping mengantuknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar, saya setuju dengan pernyataan tersebut. Saya ingin menambahkan contoh lain (antagonis H2 : ranitidin).
      Ranitidin dapat berinteraksi dengan makanan, obat lain maupun parameter klinis.
      1. Makanan dan Antasida. Konsumsi bersama makanan atau antasida dengan ranitidin dapat menyebabkan penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum menurun hingga 613-432 ng/mL.
      2. Merokok. Kebiasaan merokok menghambat penyembuhan ulkus duodenum dan mengurangi khasiat ranitidin. Perbandingan kesembuhan ulkus duodenum pada perokok dan bukan perokok dengan terapi ranitidin adalah 62 dan 100%.
      3. Alkohol. Penggunaan bersama alkohol dan ranitidin menyebabkan peningkatan konsentrasi alkohol serum.

      Delete
    2. saya setuju dengan jawaban kak fenny, interaksi antihistamin dengan makanan adalah alkohol, karena obat ini di metabolisme di hati sedangkan alkohol dapat memperberat fungsi hati

      Delete
  2. Saya akan mncba mnjwb pertanyaan no 6, Obat-obat antialergi golongan antihistamin (Benadryl, Claritin, CTM, Zyrtec, Incidal, dll) merupakan obat bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Meskipun obat ini bersifat asam tetapi asam lemah ini tidak mengiritasi lambung. Dan penyerapannya di lambung cepat (onset/waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek cepat) sehingga dapat dikonsumsi sebelum makan. Maka seharusnya diminum saat perut kosong atau 2 jam sebelum makan. Alasannya dikonsumsi sbelum mkan krn penyerapan obat akan trhambat jika trdpat makanan ddlam lambung.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau terhambat di lambung berarti bisa bikin maag ya el?

      Delete
    2. Tetapi Elma, ada beberapa obat yang digunakan dengan atau tanpa makanan seperti desloratadine. Artinya, obat tersebut dapat digunakan bersama makanan ketika suapan pertama, apakah hal tersebut juga akan mempengaruhi absorbsi obat desloratadine tsb?

      Kalau menurut saya ya Amel, konsumsi obat setelah makan menyebabkan penghambatan di lambung bukan berarti ia menyebabkan maag, karena posisi lambung saat itu telah diisi oleh sari makanan sehingga ketika obat masuk ke dalam lambung akan mengganggu penyerapan obat yang seharusnya maksimal berada di lambung ketika dalam keadaan lambung kosong.

      Delete
  3. saya akan mncoba mnjwb pertanyaan nmr 5, jika di rasa perlu di lakukan kombinasi sebaiknya di diskusikan trlebih dahulu kpd dokter, dan sekiranya perlu di perhatikan lagi efek samping nya dan cek apakah ada interaksi antara obat yg ingin di kombinasikan

    ReplyDelete
  4. saya akan menjawab pertanyaan nomor 3. menurut sumber yang saya baca untuk orang dewasa L-histidine berasal dari asam amino sintesis di tubuh sedangkan pada anak anak L-histidine berasal dari asam amino sintesis dari makanan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi Tania, seandainya konsumsi protein dari anak-anak tersebut dalam jumlah yang kurang, akan mempengaruhi reaksi alergi terhadap anak tersebut?

      Delete
    2. menurut sumber yang saya baca iya hilda

      Delete
    3. histidin merupakan Asam amino mengandung dua gugus basa dan merupakan 20 asam amino essensial. hubungannya dengan reaksi allergi adalah histidin dapat dikonversi menjadi histamin dan memperngaruhi reaksi alergi.

      Delete
  5. 4 , i try answer this
    antihistamin menyebabkan sedative karena berkaitan dengan mekanisme kerja yang terikat di banyak reseptor salah satunya mampu menembus sawar darah otak dan bekerja di SSP

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika ia bisa menembus sawar otak berarti obat tersebut memiliki sifat lipofilitas yang tinggi, apakah dengan adanya farmakofor untuk mengurangi lipofilitas obat tanpa mengganggu khasiat obat untuk meminimalisir efek sedatif dapat dilakukan?

      Delete
    2. Saya akan mencoba menjawab. Sangat kemungkinan dapat dilakukan. Contohnya AH1 generasi kedua. AH1 generasi kedua sifatnya kurang sedatif karena sebagian distribusi obatnya lebih sedikit di SSP.

      Delete
    3. farmakofor yang dapat di modifikasi adalah yang memiliki metilenmetilen yg membuat obat tersebut bersifat lipofil. jadi pengurangan metilen tersebut dapat membuat obat lebih hidrofil

      Delete
  6. Pertanyaan 5. Untuk pengkombinasian dapat saja dilakukan tergantung dengan kondisi pasien.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dengan komentar bang hengki setiawan.
      sekalian saya kasih contoh, misalnya untuk penyakit bersin, pilek, demam, nyeri, bisa dikombinasikan antara antihistamin, analgetik, dan dekongestan

      Delete
  7. hai cekbum. terkait pertanyaan no 6. Obat-obat antialergi golongan antihistamin (Benadryl, Claritin, CTM, Zyrtec, Incidal, dll) merupakan obat bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Meskipun obat ini bersifat asam tetapi asam lemah ini tidak mengiritasi lambung. Dan penyerapannya di lambung cepat (onset/waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek cepat) sehingga dapat dikonsumsi sebelum makan. Maka seharusnya diminum saat perut kosong atau 2 jam sebelum makan.

    Obat diminum sebelum makan artinya obat harus diminum dalam keadaan perut kosong yaitu 30-60 menit sebelum makan. Obat-obat yang diminum sebelum makan karena obat-obat ini bisa terganggu proses penyerapannya ke dalam tubuh jika ada makanan di dalam lambung atau usus. Jika ada makanan dalam lambung atau usus, penyerapan obat tidak akan optimal, akibatnya jumlah obat yang masuk dalam tubuh akan berkurang sehingga efeknya tidak akan optimal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak, saya setuju, namun ada juga obat anti histamin yang dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan contohnya loratadine

      Delete
  8. Hai, hilda.

    Untuk pertanyaan no. 2
    Histamin memang dapat berpengaruh terhadap konsumsi protein.
    Pada makanan, histamin terbentuk sebagai hasil reaksi dekarboksilasi histidin, suatu asam amino esensial. Asam amino histidin dalam bentuk bebas banyak terdapat pada jenis ikan tertentu, seperti ikan tuna dan sarden.
    Selain itu, proses hidrolisis protein (atau terurainya protein menjadi asam-asam amino penyusunnya) juga dapat menghasilkan asam amino histidin. Sedangkan enzim yang mendekarboksilasi histidin dihasilkan oleh beberapa spesies bakteri yang juga dapat berperan dalam fermentasi atau pembusukan makanan.
    Selain ikan, histamin juga bisa terbentuk di daging, keju, ataupun makanan fermentasi lainnya.
    Saat seseorang mengkonsumsi makanan berhistamin dalam jumlah tak terkontrol, maka keracunan histamin akan terjadi. Keracunan histamin merupakan contoh umum
    pseudoallergic food poisoning atau keracunan makanan mirip alergi, karena pada dasarnya senyawa penyebab utama gejala yang timbul sama dengan senyawa yang bertanggung jawab dengan reaksi alergi: histamin.

    ReplyDelete
  9. Pertanyaan no.1
    Di Amerika Serikat, antihistamin yang terbanyak dipakai untuk mengatasi rinitis alergik (hay fever) adalah golongan alkilamin(klorfeniramin) dan golongan piperidin (terfenadin). Sedangkan untuk profilaksis, obat yang biasa digunakan adalah terfenadin, karena efeknya yang panjang.

    Daftar Pustaka
    Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya saya setuju dengan jawaban dari eko.
      yang biasa digunakan sebagai antihistamin adalah AH golongan 1 seperti seperti CTM dan dipenhidramine.

      Delete
  10. hai kak...
    menurut saya turunan yang sering digunakan itu ada 3 yaitu :
    Turunan etanolamin ( X= O)
    Obat golongan ini memiliki daya kerja seperti atropin (antikolinergik) dan bekerja serhadap SSP (sedative). Antihistamin golongan ini antara lain difenhidramin, dimenhidrinat, klorfenoksamin, karbinoksamin, dan feniltoloksamin.

    Turunan etilendiamin (X= N)
    Obat golongan ini umumnya memiliki daya sedativ lemah. Antihistamin golongan ini antara lain antazolin, tripenelamin, klemizol , dan mepirin.

    Turunan propilamin (X = C)
    Obat golongan ini memiliki daya antihistamin yang kuat. Antihistamin golongan ini antara lain feniramin, khlorpheniramin, brompheniramin, dan tripolidin.

    ReplyDelete
  11. hai kak, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 5
    perlu, yaitu dengan bisa menggunakan obat Cetirizine karena obat ini memiliki fungsi sebagai antialergi generasi terbaru dengan bahan aktif Cetirizine Dihidroklorida terbukti lebih nyaman dan menguntungkan karena tak menimbulkan efek mengantuk sehingga tak mengganggu aktivitas pasien.

    ReplyDelete
  12. 1. Antihistamin yang saat ini menjadi perhatian para klinisi dan lebih mulai dipertimbangkan dalam penggnaan klinis adalah Cetirizine yang merupakan antihistamin yang sangat kuat dan spesifik. Cetirizine merupakan antagonis reseptor histamin-1(H1) generasi kedua yang aman digunakan pada terapi alergi. Selain mempunyai efek antihistamin, cetirizine juga mempunyai efek antiinflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine terutama ditunjukkan melalui penghambatan kemotaksis sel inflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine juga tercapai melalui penghambatan ekspresi molekul adhesi yang berperan dalam proses penarikan sel inflamasi.

    ReplyDelete
  13. 3. L-histidine berasal dari asam amino sintesis di tubuh

    ReplyDelete
  14. 5. AH sebagai antialergi dapat dikombinsi dengan obat lain jika efektivitas obatnya kurang, tetapi disesuaikan juga dengan kondisi pasien tersebut, misalnya dengan memperhatikan riwayat penyakitnya

    ReplyDelete
  15. hai hilda obat golongan antihistamin baiknya dikonsumsi 2 jam sebelum makan karena terkait dengan peyerapannya di lambung

    ReplyDelete
  16. Untuk penggunaan beberapa obat alergi ada jg yg dikombinasikan dengan obat sebagai analgetik/ antipiretik (pct)

    ReplyDelete
  17. assalamualaikum obat antihistamin bersifat asam lemah contoh ctm,benadryl merupakan obat bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Meskipun obat ini bersifat asam tetapi asam lemah ini tidak mengiritasi lambung. Dan penyerapannya di lambung cepat (onset/waktu yang diperlukan untuk menimbulkan efek cepat) sehingga dapat dikonsumsi sebelum makan. Maka seharusnya diminum saat perut kosong atau 2 jam sebelum makan.Obat diminum sebelum makan maksud nya obat harus diminum dalam keadaan perut kosong yaitu 30-60 menit sebelum makan. Obat-obat yang diminum sebelum makan karena obat-obat ini bisa terganggu proses penyerapannya ke dalam tubuh jika ada makanan di dalam lambung atau usus.

    ReplyDelete
  18. mau nambahi buat jawaban nmr 2 ya
    Lantas, jenis antihistamin mana yang terbaik? Semua jenis antihistamin dapat mengatasi reaksi alergi dengan baik asal sesuai dengan alergi yang Anda alami. Sebagai contoh, jika Anda mengalami alergi gatal-gatal pada kulit, Anda bisa mengonsumsi antihistamin generasi pertama. Efek mengantuk dari generasi ini bisa dimanfaatkan untuk membuat Anda tidur pulas walau kondisi kulit sedang gatal.

    ReplyDelete
  19. saya ingin menambahkan jawaban nmr 5 , antihistamin tidak harus dikombinasi namun kembali lagi pada kondisi pasien dengan penyakit tertentu, setau saya antihistamin biasanya lebih banyak dikombinasi dengan antibiotik

    ReplyDelete
  20. saya ingin menambahkan Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen.

    ReplyDelete
  21. Saya akan menjawab Pertanyaan no.1
    antihistamin yang terbanyak dipakai untuk mengatasi rinitis alergik (hay fever) adalah golongan alkilamin(klorfeniramin) dan golongan piperidin (terfenadin). Sedangkan untuk profilaksis, obat yang biasa digunakan adalah terfenadin, karena efeknya yang panjang.

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. Pertanyan no.3
    histamin merupakan salah satu asam amino yang ada dalam protein, histidin adalah asam amino yang essensial bagi anak-anak.

    ReplyDelete

FARMAKOFOR

Dalam suatu bidang farmasis, tentu saja tidak asing mendengar istilah obat. Obat-obatan seiring dengan perkembangan zaman perlu dikemba...